Sabtu, 06 Juli 2013

Setiap kenangan tak harus dibuang.


"Jika dalam cintamu, hatimu lebih sering terluka daripada digembirakannya, maka lepaskanlah dia dari genggaman penuh khawatirmu. Jika dia memang cinta sejatimu, dia akan kembali sebagai belahan jiwa yang memuliakanmu. Tapi jika dia tak pernah kembali, maka memang dari awal dia tak pernah direncanakan bagimu. Hapuslah sedihmu, indahkanlah dirimu dan harumkanlah ruang tamu dihatimu bagi cinta yang baru." - Mario Teguh.


     Aku terus menerjemahkan semua tantangan hidup ini. Kebahagiaan dan cobaan selalu silih berganti. Namun, kapan kebahagiaan itu utuh? tanpa air mata dan kekecewaan....Perlahan namamu semakin menghilang dari pikirnku, tapi kenangan itu entah kapan lenyap. Terlalu indah untuk dihapus, namun terlalu sakit untuk dikenang. Bukan karena sudah ada dia yang menggantikanku, namun karena semua itu mustahil untuk kembali. Jujur, aku selalu sinis jika mendengar namamu. Entah karena telingaku terlalu peka atau karena hati ini sudah punya sensor tersendiri. Tapi sampai kapan semua ini tanpa kejelasan? eh bukan semua ini.....tapi aku. Kapan aku memperjelas diriku sendiri, aku bisa saja mengikhlaskanmu untuk dia, tapi aku takan rela jika kebahagiaanmu itu sesaat. Namun aku bingung, mengapa aku selalu memikirkan kebahagiaanmu dan tak rela membiarkanmu terluka, sementara kamu seakan memberi persaanku sensor pengatur agar kau bisa sakiti se-enakmu. Kita memang lama tak saling melempar pandangan seperti dulu. Kita tak lagi berbagi canda tawa seperti waktu kita bersama. Karena aku memilih untuk menjauh, bukan karena aku membencimu, tapi karena aku sadar apa status kita saat ini. Dan aku hanya kasian pada kekasihmu itu, kalau dia tau bagaimana cerita kita dulu, kebahagiaan awal pertemuan kita yang seakan telah hilang dan takan pernah terulang. Setiap orang yang melihat foto kami selalu mengatakan kami itu cocok. Tapi sepertinya Allah berkata lain. Mungkin kamu memang ditakdirkan bukan untuku. Tapi jika kamu bukan untuku, mengapa setiap kejujuran yang keluar dari bibir kecilmu itu seperti rasa sakit yang lukanya tak terjamah olehmu? Dan mengapa setiap melihatmu seakan tamparan untuku? yap tamparan dari masa lalu, dan seakan memasukanku didalam kubangan kekecewaan. Mengapa harus aku yang selalu merasa kecewa&Sakit? lagi dan lagi. Aku terdiam saat kebencianmu menghambur lewat bibirmu. Aku bahkan seperti patung yang tak mampu menggerakan tubuhnya. Aku hanya merindukan kamu yang dulu, dan kenyataan pahiy yang harus kuterima bahwa dirimu yang dulu takan pernah kembali. Kau latih aku menjadi wanita buta rasa yang bahkan tak bisa membandngkan mana luka mana bahagia, aku terlalu mengaggap sederhana makianmu itu...seperti sudah makanan shari-hariku. Aku yang dulu selalu kau banggakan dan benar kau perjuangkan sekarang adalah yang selalu kau pojokan,salahkan, dan kau anggap sebagai pengusik kekasihmu.

Aku terlalu sering disakiti, mungkin itulah sebabnya perasaanku mati. Bahkan aku hanya mampu berdiam diri,ketika kutau kau telah membagi hati, untuk seorang yang menurutmu jauh lebih baik daripada aku. Berjanjilah, jangan pernah sakiti perempuan yang telah menaruh harapan besar padamu. Tugasmu sebagai laki-laki hanya menjaganya dan mengubahnya menjadi lebih baik. Bukan menyakitinya dan membuatnya menangis.

Dan aku benar-benar harus memaksa mataku untuk tebuka dan melihat kenyataan bahwa, kamu sudah pergi dari kehidupanku, tapi kenanganmu akan tetap tinggal. Tapi aku harus meninggalkan kamu dibelakang, untuk menjadikanku selangkah lebih maju. Aku mungin hanya membuka mu sesekali  untuk acuan hidupku kelak. Aku gakan tinggal diam untuk dihantui masa lalu yang berlarut, kamu masa lalu yang memang harus berlalu. Kita hidup untuk hari ini, bukan menyesali apa yang terjadi kemarin. Entah kamu akan kembali atau tidak,Tuhan sudah menuliskan skenarioNya. dan disitu pasti ada kebahagiaan untuku dan untukmu. 

 Biarkan Tuhan menyimpan semuanya, sampai kita benar-benar dewasa dan siap untuk mengetahuinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar