Sabtu, 29 Juni 2013

Bruno Mars - Today My Life Begins

I've been working hard so long
Seems like pain has been my only friend
My fragile heart's been done so wrong
I wondered if I'd ever heal again

Ohh just like all the seasons never stay the same
All around me I can feel a change (ohh)

I will break these chains that bind me, happiness will find me
Leave the past behind me, today my life begins
A whole new world is waithing it's mine for the taking
I know I can make it today my life begins

Yesterday has come and gone
And I've learn how to leave it where it is
And I see that I was wrong
For ever doubting I could win

Ohh just like all the seasons never stay the same
All around me I can feel a change (ohh)

I will break these chains that bind me happiness will find me
Leave that past behind me today my life begins
A whole new world is waiting its mine for the taking
I know I can make it today my life begins

Life's to short to have regrets
So I'm learning now to leave it in the past and try to forget
Only have one life to live
So you better make the best of it

I will break these chains that bind me happiness will find me
Leave the past behind me today my life begins
A whole new world is waiting its mine for the taking
I know I can make it today my life begins

I will break these chains that bind me happiness will find me
Leave the past behind me today my life begins
A whole new world is waiting its mine for the taking
I know I can make it today my life begins




Ini baru awal bukan akhir.

 

''Love begins with a smile, grows with a kiss, ends with
a tear. When you were born, you were crying and everyone
around you was smiling. Live your life so that when you die,
you're the one smiling and everyone around you is crying.''

    Entah  kenapa suka aja sama Quote itu. Pada intinya tetap aja kan manusia gakan jauh-jauh dengan air mata. Setiap kebahagiaanpun pasti ada air mata. Dari air mata pun aku banyak belajar akan hal kecil yang sebetulnya tak masuk diakal, bahwa pelajaran berharga malah bisa dipetik dari air mata. Terkesan bodoh malah. Tapi aku seakan mengalaminya, hingga pada akhirnya air mata itupun tak lagi bisa menetes, entah kenapa mungkin sudah mati. Atau karena janjiku pada diriku sendiri......

Kurang lebih Lima Belas Minggu setelah aku dan kamu bukan lagi KITA. Mungkin sedikit lucu terdengarnya...karena memang sejak bulan Desember 2012 memang kita tak seperti bulan-bulan sebelumnya. Aku tak pernah sesedih dan sesakit ini. Sungguh tak menyangka hanya untuk melupakanmu 15 minggupun sepertinya belum cukup. Sampai kapan kau menahan hati ini untuk tetap pada satu rasa yang sama? Apa rasa sakitku terlalu mainstream? Kalau boleh jujur, aku tau banyak sikapmu yang membuat kamu berbeda dengan yang dulu, yaa tapi namanya remaja lagi pada masa peralihan sepertinya itu wajar. Tapi yang tak wajar, apakah perasaanmu mati? Bukan! bukan mati untuk merasakan kasih sayang....mungkin lebih tepatnya mati karena terlalu sadis. Tak perlu ku deskripsikan panjang kan apa yang ku maksud sadis? :-) Aku tau kamu berubah jauh berbeda 180 derajat dari kamu yang dulu, tapi aku masih ingat janji yang aku ucapkan waktu itu, yang pada intinya bagaimana sikapmu nantinya walaupun itu menyimpang aku akan tetap ada buat kamu, dan membuatmu kejalanmu yang dulu. Tapi sepertinya, aku mulai lelah dan tak sanggup. Tadinya aku berniat keras untuk merubahmu, karena aku yakin, kamu yang ku kenal dulu akan kembali. Tapi entah kenapa setelah aku melangkah sedikit lebih maju lagi, aku seakan membunuh perasaanku sendiri. Aku jelas berkali-kali melihatmu dengan dia yang jelas itu menyakitkan. Dan kau jelas telah mengukir banyak luka untuku. Tapi perasaan ini seakan mati. Tak mampu untuk memutuskan apa yang harus aku lakukan.

Aku dan perasaanku terus berjalan dan seperti mencari-cari sesuatu yang berharga untuk kami. Dulu, aku dan perasaanku  yakin kau akan kembali. Hari demi hari berlalu. Terlalu banyak pelajaran yang kudapat dari orang lain dan salah satunya semua caci makimu seakan memberiku dan perasaanku sebuah kode. Hingga pada suatu hari aku peka! aku menanggapi kodemu itu, mulai dari hari itu hatiku benar-benar punya niat untuk berdiri tegak lagi. Untuk hidup lagi. Entah, mungkin aku tak tau apa yang sebenarnya tejadi antara kamu dan dia. Tapi aku seakan sudah tak mau tau lagi. Saat berita itu masuk ditelingaku seakan badanku terkena injeksi yang melumpuhkan seluruh tubuhku. Mmebuatnya tak berdaya bahkan untuk membuka mulut sekalipun. Mungkin karena terlalu dalam kekecewaan, hingga rasanya semua keyakinanku terhadapmu kadnas dan pupus begitu saja. Mulai detik itu aku jadi tau.....Aku tau artinya berusaha bener-benar melepasmu dan mengikhlaskanmu. Bukan dengan ke-pura-pura-an lagi melainkan berlandaskan keyakinan. Sama seperti saat aku yakin mempertahankanmu. 
Bagiku saat ini, tak ada lag kebahagiaanku yang kuperjuangkan dikamu. Mungkin kamu memang hanya singgah dikehidupanku untuk beberapa waktu untuk mengancurkan semuanya...eh bukan maksudnya memberikan pelajaran berharga untuk hidupku kedepannya. Kamu bagian belakangku yang artinya kamu masa laluku yang bisa aku tengok sesekali agar untuk kehidupanku dimasa depannya aku tidak jatuh dikesalahan yang sama dengan lubang yang berbeda. Kita tak tau bukan, apa skenario yang telah dituliskan Tuhan untuk kita.....Jika kamu memang jalanku, kamu akan dikembalikan untuku diwaktu yang tepat...dan tentunya kamu yang berbeda dari saat ini. Mungkin aku telat harus bilang ini sekarang, aku bodoh selama ini harus berjuang sendiri dan dibebani oleh rasa sakit. Sekarang memang saatnya aku benaar-benar belajar ikhlas melepasmu untuk yang lain. benar-benar better to move. Maaf kalau selama ini aku egois. Aku hanya tesus menyalahkanmu karena luka yang telah kamu goreskan. Padahal akulah yang melukai diriku sendiri. Aku harusnya tau kamu tak pantas aku pertahankan, tapi aku melawannya. Dan bukankah sayang tak harus memiliki? Tapi sayangnya yaa ini kehidupan....tak semudah Rafa di Love In Paris. Bukan novel ataupun kutipan tulisan yang ditulis Dwitasari. Ini semua nyata bukan fiktif! Aku berani mengambil keputusan ini aku tau resiko yang harus aku tanggung dan aku siap untuk mengahadapinya. Masih banyakmasalah didepan yang harus kuhadapi. Kalau cuma baru beberapa masalah dari sepelima perjalanan hidup aja aku terus mengeluh bagaimana aku kedepannya? Namanya juga hidup, mana ada yang alus kayak aspal. Pati adakan cobaanya. Toh dari cobaan itu kita bisa belajar banyak hal dan harusnya kita bersyukur dan bertrimakasih ya bukan ngeluh kayak gini......Aku hanya terkadang tak paham...mereka yang begitu bahagianya tapi kebahagiaan mereka itu mengorbankan perasaan orang lain, apa hidup mereka tenang? dan terkadang mereka yang sudah bahagiapun masih mengeluh dan megeluh. Lalu kami yang belum dapat kebahagiaan seperti kalian harus berbuat apa? Menangis dan memohon? TIDAK! Kami perempuan ber etitut dan punya harga diri. Oke kalian laki-laki ganteng dan hampir menyentuh sempurna...tapi kesempurnaan kalian takan lengkap karena memang manusia tak ada yang sempurna bukan? dan kebahagiaan kalian takan lengkap tanpa ada seseorang yang selalu mendukung,dan menyayangi kalian dengan tulus.

Dan dari masalah-masalah yang aku pernah lalui tersebut,aku pernah berjanji, aku akan berusaha untuk tidak menangis pada alasan yang sama. Aku ingin maju untuk memulai semuanya dengan lemabran baru. Bukan stuck atau malah mundur.Kamu saja bisa bahagiakan? kenapa aku tidak? bukankah bahagia itu keinginan setiap manusia? Bahagia itu pilihan dan harus dicari. Kebahagiaan tak mungkin jatuh dari langit tanpa kita perjuangkan. Tapi kebahagiaanku tak merebut atau menghancurkan kebahagiaan oranglain kok.  Dan yang dapat aku simpulkan adalah setiap manusia mempunyai batas kesabaran yang berbeda karakteristik&pemikiran yang berbeda pula. Mka dari itu setiap laki-laki dan perempuan diciptakan untuk saling mengisi perbedaan itu tadi. Dan setiap apa yang telah kita lalui pasti ada hikmahnya. Karena semua telah diSkenario oleh Tuhan. Kita semua pemain kan? kita sama-sama menjalankan peran. Ada yang harus bahagia atau tidak itu mungkin tergantung kita juga menyikapinya. so let it flow aja. Hidup cuma sekali harus dibuat sengsara karena satu masalah? haha hoam banget sih=D Hidup itu lika-liku. Hidup itu pilihan. Hidup itu janji. dan terakhir Hidup itu tantangan yang harus kita hadapi.



maaf,setiap tulisan yang saya tulis belum tentu itu mengenai saya, apalagi mengenai kamu.


Rabu, 26 Juni 2013

Bahwa disini hanya aku yang terluka.

Harus berapa bulan lagi? harus berapa taun atau bahkan abad agar kamu lenyap dari pikiranku? mungkin kata-kata itu terkesan lebay karena setiap kata yang ku tulis hanya kau anggap seperti itu bukan? Bahkan rasa sakit ku saja kau masih katakan 'seakan kamu yang paling tersakiti' lalu harus aku jawab apa semua pernyataanmu itu? harus aku balas dengan apa semua sikapmu yang selalu menghancurkan kebahagiaanku itu? harus dengan apa setiap caci maki yang kau tuturkan untuku? sepertinya aku tak sejahat kamu, mana tega aku membalas semua perlakuanmu itu. Aku seorang perempuan yang masih mempunyai kesabaran besar untuk menampung semua perlakuanmu itu.

Rabu,17 Juni 2013. Semua teman mengajaku untuk kesebuah tempat , dimana disana sedang diadakan Pensi sekolah lain. Aku pikir, apa salahnya aku pergi kesana , siapa tau disana mendapat hiburan dan bisa sejenak melupakan rasa sakit. Sesampainya aku disana, aku melihat beberapa orang yang menurutku tak sepantasnya perempuan berperilaku seperti itu...namun aku dan temanku membiarkannya toh kita tak mengenal mereka hehe. Aku mencari-cari dimana teman-temaku yang lain daannn....merekapun terlihat. Aku segera menghampirinya dan saat aku melemparkan tatapanku kearah lain aku seakan mendapat tamparan yang rasanya tak bisa kudeskripsikan. Yap,siapa lagi kalau bukan Dia...Ya,dia dan tentunya bersama kebanggannya saat ini haha. Aku mencoba menyembunyikan semua yang aku rasakan, malam itu aku benar-benar menjadi orang munafik haha.

Beberapa hari berlalu dan berjalan seperti biasanya selalu ada kebahagiaan disertai kesedihan. Aku membuka twitter dan me-refresh timeline dan muncul nama itu lagi....em tapi sepertinya dia sedang membicarakan seseorang. Entah kenapa aku semakin mencerna kata-katanya yang trtulis 'jare bangga raiso move on' 'siapa?' 'si muka dua' dan dari situ aku semakin mencerna semua kata itu, aku langsung tanyakan pada seeorang, 'siapa yang dimaksud dimention ini' 'ya kamu lah siapa lagi'. Aku marah,aku ingin menangis karena terlalu kesal , tapi sepertinya air mata ini sudah mati jika hanya untuk menangisi seseorang yang tak pantas ku tangisi untuk kesekian kalinya. Satu yang terpikir dibenaku, dia meninggalkanku dengan alasan karena sindir menyindir dia membenciku dengan alasan yang sama pula, tapi kenapa dia melakukan hal yang sama? entah kenapa itu seperti kelakuan bodoh. Dan ternyata semua ini hanya salah paham? Kenapa kamu selalu mencaci maki ku? tapi atu hal yang menunjukan sikap bodohmu, mengapa tak kau tanyakan dulu yang sebenarnya terjadi? bukankah ini kesoktauanmu untuk yang kesekian kali? konyol. Caci maki saja aku terus, salahkan terus hingga kau puas. Bela saja terus kebangganmu, sepertinya aku mulai sadar. Kau yang selama ini aku banggakan, tak seharusnya aku banggakan. Kau saja bisa menyakitiku dengan sesering itu, mengapa aku tak bisa membencimu? itu bedanya kamu dan aku. Kamu selalu menganggap aku mainan, sedangkan aku selalu menganggapmu kebahagiaan.Dan disini, mungkin aku yang bodoh karena terus mempertahankan semuanya untukmu. Sampai-sampai hati ini terasa mati haha.

Mungkin memang kamu bukan kebahagiaanku. Karena apa? Bukankah seorang laki-laki tak kan pernah menyakiti perempuan yang menyayanginya? bukankah laki-laki selalu menjaga? bukankah laki-laki selalu melindung perempuannya? Sedangkan kamu? hmm mungkin kamu memang benar-benar hanya mampir dikehidupanku untuk sekedar mengajarkanku artinya menyayangi,memperjuangkan,ketulusan dan ikhlas. Yap, spertinya aku harus benar-benar melepaskanmu. Dan bukankah 'When you get bad stories with him, you better to move' dan kamu juga sudah memiliki apa yang kamu mau. Pesanku, bahagiakan dia. Jangan pernah lagi kamu sakiti dia yang tulus unukmu. Sepertinya, dia lebih membutuhkanmu. Dan diakhir cerita , Kita jatuh cinta pada pria yang sama. Tapi, cukup aku yang terluka, karena kamu harus lebih bahagia sama dia!:)

Rabu, 12 Juni 2013

Bukankah teman tak saling melukai? Akankah cinta selamanya membahagiakan? #2

Nayla mengenalkan Dina dengan teman-teman barunya. Salah satunya, Anin dan Laras. Beberapa bulan yang lalu Anin kerap bercerita tentang cowok tapi buruknya cowok yang dekat dengan anin ini cowok yang disukai sahabat anin. Lagi-lagi diantara persahabatn dan cinta. Anin dan sahabatnya seperti tak lagi akur, tak layak kan dikatakan sahabat merebut apa tujuan sahabatnya? Ya itu yang mungkin dirasakan teman Anin.....waktu terus berjalan hingga dapat merubah semuanya...Anin dan Henry tak lagi dekat malah sekan Henry membuang Anin begitu saja. Ternyata semua itu karena ketertarikannya dengan Laras salah satu sahabat Anin. Anin kerap bercerita semua tentang Henry kepada Laras, dulu. Awalnya Laras tak mau karena lebih mementingkan perasaan Anin, tak mau melukai hati sahabatnya. Tapi entah apa, semakin kesana otak Laras seperti habis dicuci. Bisa berubah total. Laras dan Henry semakin dekat dan tentunya Anin semakin sakit apalagi setelah Henry kerap mencetuskan kata yang tak layak dia ucapkan pada perempuan. Nayla tau betu betapa sakitnya Anin, karena Nayla pernah mengalami yang Anin alami.... Tapi sepertinya keputusan Laras sudah bulat untuk bersama Henry. Tangisan malam kerap menemani hari-hari Anin. Sungguh tak disangka tapi yainilah kenyataan. Rasa sakit itu masih dirasakan Anin hingga saat ini terlebih lagi setelah Laras dan Henry seakan mengumbar hubungan mereka. Tadinya Nayla yakin bahwa Laras takan melukai hati sahabatnya, namun Nayla salah....yang tadinya dia harap Laras bisa mengalah malah sama saja dengan Farah-Ian-Dina.

Nayla semakin merasakan sakit dan benci, karena apa? Nayla pernah tau bagaimana rasanya menyayangi seseorang yang terabaikan, rasanya tak dihargai, rasanya dicaci maki, namun Nayla bersyukur dia masih bisa menjadi selayaknya perempuan yang bisa menyayangi seseorang atas dasar tulus bukan sekedar obesesi memiliki. Tapi satu yang Nayla tak paham hingga saat ini, apakah harus mencintai dengan melukai orang lain? Kenapa disetiap rasa sayang harus ada yang terluka? Mengapa hanya karena kaum adam harus ada persahabatan yang terpecah belah? Dan kenapa mereka harus berbahagia diatas penderitaan orang lain yang tak lain sahabat mereka sendiri? Apalagi mereka yang sudah merampas kebahagiaan orang lain masih merasa kekurangan dengan apa yang telah mereka miliki? Apkah begini yang namanya manusia? Tak pernah puas dengan apa yang mereka miliki. Tak pernah merasa cukup. Ataukah ini Skenario yang telah ditulis dan dipatenkan Tuhan untuk para manusia ini? Yang merasa sakit masih diberi anugrah untuk bersyukur, lalu kapan yang bahagia merasakan bersyukur? Apa harus karma menimpa mereka? Atau hukuman apa yang telah diSkenario Tuhan untuk mereka? Pertanyaan-pertanyaan iru sampai sekarang belum Nayla temukan jawabannya.

Sahabat adalah sesuatu yang paling berharga dalam hidup ini. “We never can forgotten our friends” kata-kata tersebut pernah terjadi di kehidupan kita walaupun kita sudah lama tidak bertemu mereka. Sahabat merupakan orang yang terbaik di dalam hidup kita siapa pun sahabat kita, asalkan sahabat kita bisa mengerti perasaan kita. Ingatlah selalu bahwa “friends will always help us in anywhere and anytime” Siapa pun sahabat kita dia tetaplah sahabat kita dan harus saling mengerti perasaan satu sama lain. So? Masih pantaskah kalian menghancurkan persahabatan kalian hanya karena tak bisa menahan hawa nafsu? Ego? Dan apakah kalian yang menghancurkan persahabatn kalian masih bisa dibilang 'bestfriend' ?? Coba tanyakan pada diri kalian sendiri...semoga kalian tau, bahwa ada yang diam-diam terluka melihat kalian bahagia....bukan karena iri atau dengki melainkan karena merasa di khianati.

Bukankah teman tak saling melukai? Akankah cinta selamanya membahagiakan?

"Tidak ada yang lebih menyakitkan daripada menyakiti seorang sahabat… tidak ada yang lebih menyembuhkan daripada dimaafkan seorang sahabat."
Aku terlalu terbiasa bercerita tentang cinta dan rasa sakitnya. Yang hanya sampai saat ini aku simpulkan cinta memang terkadang membuat kita tersenyum tapi terkadang diakhir cerita malah cintalah yang selalu menyiksa hati setiap tokohnya. Cintalah yang menghancurkan semuanya. Walau cinta mengajarkan banyak hal,terkadang.

Pagi yang cerah menyertai perasaan nayla, yang biasa terlihat galau dan murung. Dia sepertinya tetap bersemangat untuk kesekolah karena saat itu dia harus berjuang untuk menempuh Ujian Tengah Semester. Seperti biasa kantin menjadi tempat berbagi cerita, canda dan tawa bagi dia dan teman-temannya. Tak lama setelah dia datang, temannya yang selalu bisa menghibur dia datang mengejutkannya, sebut saja namanya Dina. Dina adalah salah satu dari dua sahabat nayla yang tak bisa sedih, bagi nayla kebahagiaannya terletak di Dina. Dina-Nayla-Farah mereka tiga orang yang sulit terpisahkan, kemanapaun selalu bertiga, selalu tertawa dan sedih bersama. UTS berlangsung, tapi entah apa yang dilihat Dina patut dia pikirkan lebih panjang atau tidak. Nayla merasa semua seperti biasa tapi satu hal yang berbeda, Farah terlihat lebih akrab dengan Ian. Ian? Dia salah satu mantan yang paling dibanggakan oleh Dina bahkan untuk move-on dan menendang Ian dari kehidupannya Dinapun tak mampu. Ternyata yang dirasakan Nayla betul, Farah menceritakan semua kepada Nayla. Dan detik itu juga nayla merasa dia diapit oleh rasa takut. Awalnya Farah tak ada niat untuk melanjutkan hubungan pertemanannya dengan Ian untuk lebih dari teman. Karena Farah tau betul bagaimana rasa sayang Dina ke Ian, Farahlah yang selalu mendengar curahan hati Dina tentang Ian. Malah Farah kerap berkata 'iya din dia punya kamu kok dia bakal balik' tapi sepertinya takdir berkata lain, ian. Dan Farah terlihat semakin dekat, Faraha memikirkan banyak alasannya dan Nayla semakin bingung berada diposisi yang sangat sulit. Farah tetap memutuskan untuk melanjutkannya bersama Ian dan mengatakan semuanya pada Dina, atas dasar apalagi nayla harus melarang? Bukankah sayang terhadap orang itu hak bagi setiap manusia? Apalagi dilatar belakangi masa lalu Farah dan Dina juga sempat saling menikung. Farah mengatakan semua didepan Dina ditemani Nayla. Muka menyembunyikan kesedihan yang tertoreh diwajah bahagia Dona saat itu, dia hanya tersenyum dan berkata "iya gapapa rah, aku sudah tau dari twitter hehe" Farah meminta maaf& baginya semua sudah lega. Tapi tidak untuk Nayla , dia tau apa yang dirasakan Dina saat itu tau betul... Nayla menunjukan rasa simpatinya pada Dina. Nayla tau betul betapa rasa sakitnya Dina. Dan sejak itu semua telah berbeda 180 derajat! Nayla merasa aneh dengan persahabatan mereka, tak ada lagi tawa Dina yang secerah dulu. Apakah itu karena luka? Nayla merindukan Dina yang dulu....sekarang Farah lebih kerap berduaan dengan Ian ketimbang dengan Nayla dan Dina. Nayla tak cemburu, namun Nayla merasa apakah mereka tak memikirkan perasaan Dina? Kesakitan Dina semakin menjadi setiap melihat Ian dan Farah berduaan. Bahkan saat Farah dan Ian meresmikan hubungannya pun Farah tak memberi tau langsung pada Dina. Hanya hal itu yang selalu ditunggu-tunggu Dina....dan hampir 2 bulan pun Farah tak mengatakannya pada Dina. Belakangan ini Dina jadi lebih sering galau, karena salah satu teman mereka mengungkit masa lalunya dengan Ian. Sungguh Nayla seperti kembali diapit benda yang rasanya amat sakit. Nayla sedih mereka tak lagi bersama, seperti terpecah belah. Nayla hanya takut, kebahagiaan yang dirasakan Farah itu berbahagia diatas penderitaan Dina...Nayla hanya takut Farah akan jatuh dan merasakan sesuatu yang lebih menyakitkan...Dia tak pernah menginginkan ada tangisan dan kesedihan diantara sahabat-sahabatnya. Nayla selalu mengajak Dina main bersama teman lain agar Dina sejenak melupakan Ian dan Farah.....

Selasa, 11 Juni 2013

Lagi lagi air mata.

Detik telah berubah kemenit. Hari telah berubah menjadi bulan. Tapi mengapa luka tak kunjung sembuh? Mengapa rasa sayang tak kunjung padam? Akankah semua itu selamanya? Bukankan tidak ada kata selamanya? Yaa....mungkin ini yang disebut kehidupan. Penuh teka-teki. Penuh pilihan dan resikonya. Ada yang terluka disetiap kebahagiaan. Apakah itu adil? Atau itu memang skenario yang sudah dituliskan Tuhan? Perputaran roda kehidupan bukankah salah satu skenario? Bersyukur dan bertahan dalam rasa sakit? Kurasa itu pilihan. Tapi bukankah disetiap cobaan yang telah diberikanNya tetap ada kekuatan dan rasa syukur yang dianugrahkan untuk manusia? Entah kehidupan siapa yang akan aku ceritakan kali ini.

Dia terus berjalan ditengah kerasnya kehidupan. Di pahit manisnya kehidupan. Dan tentunya dia tetap bertahan dengan rasa sakit dan takut yang selalu menghantuinya setiap malam. Dia terus memancarkan senyum palsu hanya karena tak ingin melihat orang disekelilingnya memikirkannya. Dia tetap menjadi penengah dan penghibur teman-temannya walau untuk menghibur dirinya sendirinya pun dia tak mampu.
Suatu siang led tiba-tiba berubah menjadi merah, dia langsung cepat membuka dan sungguh diluar harapan. Apa yang dia baca saat itu adalah hal utama yang selama ini dia takuti, dan ternyata BBM itu malah membuatnya semakin jatuh. Namun, dia tetap beperilaku 'seakan semuanya baik baik saja'. Dia terus menahan semua pedih,sakit itu walau sudah ada air yang siap membahasi pipinya tapi dia coba menutupi dari teman-temannya. Setiap malam dia seakan membaur dengan kenangan indah yang sudah berbulan-bulan terus menghantui pikirannya. Hanya kenangan itu yang menjadi alasan senyum palsunya. Dia lelah bahkan dia benci dengan keadaan yang dia rasakan, tapi dia tau bahwa hidup itu takan selamanya mulus dan baginya masalah mungkin akan mendewasakan dirinya dan memberikan pelajaran berharga untuk kehidupannya kelak. Dia selalu menghelakan nafas dan tetap tersenyum saat mendengar kabar yang sebenarnya tak ingin dia dengar. Dia menahan rasa yang benar-benar menyesakan dadanya.

Suatu malam dia terbaring ditempat yang baginya paling nyaman. Di sampingnya selalu ada Ipad dan HP yang takan jauh dari genggamannya. Dia membuka laci dan dia mengambil salah satu novel dari dalam laci. Dia membacanya, belum jauh hanya sampai halaman 30. Tibatiba sahabatnya menelpon dan mereka berceloteh cukup lama. Tawa canda seakan menghangatkan percakapan mereka. Paketan habis, dan percakapan mereka yang tak begitu lama terputus. Dia kembali menyentuh novelnya...beberapa kalimat demi kalimat yang dia baca tiba-tiba dia melihat kalender. Dia menghitung hari. Didalam hatinya dia bertanya pada dirinya 'apa yang akan terjadi dihari minggu nanti? Haruskah aku turut berbahagia? Atau apa?' dia tetap terdiam memandang kalender dengan tatapan menyimpan luka. Tiba-tiba BBM kembali berbunyi dan seperti biasa teman-temannya mengajaknya curhat. Dia semakin merasa keadaan yang ada pada dirinya tak pantas untuk dia syukuri setelah salah satu sahabatnya bercerita panjang tentang persahabatn mereka yang sekarang sedikit renggang dan setelah membaca bbm dari ayahnya. Huruf demi huruf dia rangkai tapi sepertinya mata kecilnya sudah berkaca-kaca. Salah satu sahabatnya mengirimkan VN yang bermaksud menghibur dirinya dengan mengirim ucapan selamat malam. Tapi ucapan itu sealan menusuk hati dan telinganya dan kembali memutar otaknya untuk meningat semua kenangannya dan masa lalunya itu. Dia bergegas membuka album VN nya dan mendengarkan rekaman suara singkat namun sangat berkesan baginya itu. Setelah itu hatinya seperti menyuruhnya untuk membuka instagramnya. Dan......hujan pun membasahi pipinya, dia menangis terisak seakan ingin mengeluarkan rasa sakit yang selama ini terpendam dihatinya....dia seakan merindukan sosok seseorang tapi disisi lain dia merasa gagal atas hasil yang didapat di Ujiannya itu. Tengah malam sunyi yang dibumbuhi suara tangisan kecil. Dia langsung berrcerita pada salah satu sahabatnya dia mengirimkan VN dengan suara merintih itu. Temannya segera menasehatinya panjang lebar, dia terpatung mambaca pesan yang cukup panjang dari temannya itu. Matanya menatap langit-langit kamarnya dan sedikit melirik ke arah boneka kecil berwarna biru. Dia tak mau terus menerus hidup dengan topeng, dengan kemunafikan, dengan rasa sakit&masa lalu. Karena apa? Hal itulah yang selalu menjatuhkan air matanya. Dia berjanji takan mengeluarkan air matanya karena alasan yang sama. Dia segera mengambil air wudhu dan membuka sajadahnya.

Dia sadar inilah kehidupan yang sesungguhnya. Nano-nano rasanya. Mungkin yang sekarang dia alami ada lah salah satu skenario yang telah ditulis Allah. Satu keyakinanya , semua pasti ada jalan dan titik terangnya. Allah tidak akan memberikan cobaan diluar kemampuan umatnya. Teman-temannya lah yang menjadi salah satu alasannya dia tetap tersenyum dan bahagia. Dia memang merindukan sosok cowok tinggin dan berbehel yang sudah memiliki wanita lain itu. Ti disatu sisi dia tetap bersyukur dengan apa yang dia miliki saat ini, dan dia tetap bersyukur laki-laki yang dirindukannya itu tetap bisa berbahagia, sehat walau tanpa dia dan percakapan mereka seperti dulu. Dia percaya roda kehidupan berputar. Dia percaya Allah telah menyiapkan kebahagiaan untuknya. Mungkin dia merasa sakit, luka, tangis bahkan dia seakan tak mengenal kebahagiaan yang ada dihari-harinya hanyalah fake smile dan berjuang untuk bangkit. Jatuh bangkit lagi, bukankah semua itu memang butuh perjuangan keras? Didunia ini tidak ada yang instan, bukan?

Kamis, 06 Juni 2013

Maaf aku menggoreskan kekecewan lagi.

1 Juni 2013.

Hari dimana yang ditunggu-tunggu aku dan teman-temanpun tiba. Yap, hari dimana sebagian menangis menyesal, atau menangis terharu. Hari dimana kita melihat seberapa besar perjuangan kami dihargai. Tapi mungkin dihari itu...aku salah satu dari beribu siswi yang menangis menyesal.

Malam sebelum pembagian hasil UN itu hatiku benar-benar tak menentu. Yang terbayang hanyalah angka berapa yang akan tercantum dihasil kelulusanku. Benar-benar gelisah, serasa benar-benar mengarapkan sesuatu yang istimewa dihari esok namun takut akan sesuatu yang kunanti itu mengecewakan. Makanan enak yang dihadapkan didepanku serasa tak enak. Tempat tidur dan kenyamanannya tak lagi serasa enak untuk ku tempati. Entah perasaan apa yang sedang melanda.
Malam yang penuh kegelisahan pun sudah berganti menjadi pagi yang penuh harap-harap cemas ditaburi ketegangan. Undangan pengambilan dituliskan pukul 10.00 tapi ya biasa, mama tidak pernah on-time. Aku sesegara bersiap lalu menunggu mama pulang dari kantor. Entah mama sangat santai dan mengajaku bercanda, yang aku takutkan itu canda dan senyum hanya sekedar melegakan aku pdahal aku tau dihatinya benar-benar mengharapkan sesuatu yang sama sepertiku. Hatiku semakin resah setelah teman-teman memberitahu hasil mereka. Akupun sampai dan mama segera masuk ke kelas. Dan mamapun keluar dari kelas tanpa ekspresi. Keteganganku pun sudah hilang, langsung kuambil amplop dan kubuka dan.....air mata kekecewaanku jatuh begitu saja. Aku kecewa, aku merasa gagal untuk kedua kalinya. Mungkin ini memang penghargaan yang tepat untukku. Karena aku menyikapi ujianku dengan mengesampingkannya dg urusan pribadiku.

Mah, maafkan anakmu ini yang selalu hanya bisa menuntut dan merepotkanmu. Aku hanya bisa membuatmu kecewa untuk kedua kalinya. Tapi, kegagalan bukan akhir dari segalanya kan? Ini baru awal keberhasilan bukan?:-) 3 Tahun lagi aku bahagiakan orangtuaku dengan menjadi siswi disalah satu universitas baik diYogyakarta. Sampai bertemu 3tahun lagi dengan tangis kebahagiaan dan senyum kebanggaan:--)